Denpasar, Biro Pers BEM FEB Unud – Sebuah perjalanan panjang memiliki awalnya masing-masing. Bagi kesembilan Lembaga Mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (LMFEB) Universitas Udayana yang baru dilantik, Lokakarya merupakan salah satu langkah awal perjalanan mereka dengan menyatukan berbagai persepsi yang membuahkan aturan untuk dipatuhi seluruh elemen LMFEB. Hal itu tentunya dapat meningkatkan sinergi dan kualitas dari FEB Unud. Sesuai dengan esensi tersebut, Lokakarya ialah sebuah acara rutin tahunan yang difasilitasi oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FEB Unud yang telah digelar pada Jumat (17/02) secara luring di Aula Gedung BH Lantai IV FEB Unud dengan mengusung tema “Menciptakan Regulasi yang Kooperatif dalam Mewujudkan Tata Kelembagaan yang Bersinergi dan Berkualitas”. Regulasi kooperatif yang dilatarbelakangi dari menciptakan aturan-aturan untuk dipatuhi oleh setiap elemen dari LMFEB dengan tujuan menciptakan tata kelembagaan bersinergi dan berkualitas untuk FEB. Lokakarya tahun ini dihadiri oleh 65 peserta dari masing-masing perwakilan kesembilan LMFEB.
Pendapat, saran, dan masukan dalam suatu ranah diskusi dari setiap lembaga merupakan suatu hal utama untuk menimbang aturan yang akan dijadikan acuan dan diimplementasikan selama satu periode ke depan. Mengingat perubahan bersifat kekal dan akan selalu terjadi, sehingga setiap periode kepengurusan organisasi selalu memiliki urgensi yang berbeda di setiap tahunnya. I Made Kelvin Indra Setiawan selaku Ketua DPM FEB Unud juga sepakat mengungkapkan urgensisetiap periode di LMFEB pasti berubah-ubah karena mengikuti substansi di FEB yang sifatnya dinamis. “Banyak perubahan terjadi, maka banyak penyesuain juga dilakukan untuk menyatukan persepsi kita. Misalkan saja dari kesekretariatan, LPJK, itu pasti ada perubahan setiap tahunnya, karena kita mengikuti fakultas,” ungkapnya. Selaras dengan Kelvin Indra Setiawan, I Putu Gede Okan Bhaskara Muryananda selaku Ketua Panitia Lokakarya mengungkapkan bahwa Lokakarya penting dilaksanakan untuk membahas pakem yang sebelumnya sudah ada di FEB, dengan sebuah penyesuaian sebab terdapat perubahan signifikan dari pakem kesembilan LMFEB, sehingga nantinya dari kesekretariatan hingga keuangan di LMFEB berjalan dengan baik serta sesuai dengan goals FEB. Begitu juga dengan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB Unud, Anak Agung Bagus Ngurah Nararya Nata, ikut mengungkapkan bahwa menurut sudut pandangnya, perubahan lebih banyak terjadi di kesekretariatan. “Penyesuaiannya yang cukup banyak terjadi di kesekretariatan, tahun kemarin kita belum punya pakem surat untuk mengirim kepada tingkat UKM di universitas, itu belum ada dan baru diajukan sekarang. Jadi, ketika kita lembaga eksekutif atau legislatif mau mengundang teman-teman dari UKM tingkat universitas kita udah punya pakemnya,” ungkapnya.
Menciptakan aturan yang terintegrasi akan menyatukan seluruh lembaga ke dalam visi yang sama dengan berbagai program kerjanya. Selain dalam mendukung goals FEB, aturan ini akan mempermudah pelaksanaan koordinasi dari panitia pelaksana pada setiap program kerja di LMFEB agar sesuai aturan dan kaidah yang sudah disepakati bersama. Selaras dengan hal tersebut, Nararya Nata mengungkapkan bahwa dengan adanya pakem, LMFEB akan sangat membantu seandainya ketika ada panitia pelaksana baru, hanya perlu membaca pakem sehingga mereka mengetahui gambaran dan aturan di FEB, supaya ke depannya semua bergerak berdasarkan aturan tersebut.
Berbeda dengan tahun 2022, tahun ini Lokakarya dilaksanakan secara luring sepenuhnya, menciptakan tantangan tersendiri bagi Okan Bhaskara dan seluruh panitia pelaksana dalam menyiapkan acara dengan waktu yang singkat. Okan Bhaskara mengungkapkan persiapan acara hanya dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan. Lokakarya merupakan kelanjutan acara dari Rakergab yang hanya selang satu hari kegiatannya. Namun, berkat kerja ekstra serta kerjasama yang baik dari seluruh panitia pelaksana, acara dapat berjalan dengan lancar dan hanya terdapat sedikit kendala sehingga persentase keberhasilan acara 99%. “Hanya terdapat 1% kendala yang tidak terlalu signifikan, hanya kendala dari proyektor tidak bisa menampilkan hasil bahasan dari Sie Kesekretariatan. Namun, kendala berhasil diatasi dengan solusi dari kami yaitu men-switch dari laptop yang ada,” ujar Okan Bhaskara.
Mendukung perubahan yang terus bergerak ke arah kemajuan dengan mengintegrasikan suatu aturan dengan menyamakan persepsi dari kesembilan lembaga dalam menghadapi berbagai perubahan setiap periode kepengurusan melalui Lokakarya menimbulkan harapan tersendiri bagi setiap lembaga yang akan menjalankan program kerjanya guna membantu mewujudkan goals dari FEB. “Harapan saya kedepannya semoga Lokakarya ini jadi landasan dan juga ajang kita mempersatukan dari sembilan lembaga itu sendiri, karena kita kan banyak perubahan, dalam artian kepengurusan yang sebelumnya dan kepengurusan di tahun ini berbeda, otomatis kita perlu tempat untuk saling mengenal,” ujar Nararya Nata saat mengungkapkan harapannya ke depan setelah keberlangsungan Lokakarya. Selain itu, sebagai Ketua DPM FEB Kelvin Indra Setiawan juga mengungkapkan harapannya, “Tentunya harapan saya agar bisa bersinergi bersama-sama, kolaborasi, dan tidak menggunakan egosentris dari lembaga kita masing-masing. Namun, kita bisa standing untuk FEB, FEB Above All karena kita ingin menjayakan Ekonomi menuju internasionalisasi dan bukan menjayakan lembaga kita pribadi,” ujar Kelvin Indra Setiawan. Dalam menutup wawancara, ia juga tidak lupa berpesan bahwa “Apapun yang menjadi kesepakatan kita hari ini, apa yang sudah kita perdebatkan ataupun perjuangkan kita hari ini dan sudah mendapatkan kesepakatan itu bisa menjadi dasar acuan kita untuk evaluasi, refleksi dan bagaimana caranya kita dapat berjalan sesuai apa yang kita katakan. Terutama kita disini ada tertulisnya dan bisa kita jalankan sesuai apa yang terjadi di pakem,” ujarnya. (snt/kta/ang/els/mty)