Tokoh dengan nama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie ini lahir di kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan pada 25 juni 1936. BJ Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara. BJ Habibie ditinggalkan sang Ayah saat usianya masih muda yaitu pada usia 14 tahun. Sejak itulah sang ibu harus berjuang sendiri untuk melanjutkan hidup bersama dengan kedelapan anaknya.
BJ Habibie bersekolah di SMAK Dago Bandung, kemudian beliau melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia Bandung (yang sekarang sudah berganti nama menjadi Institut Teknologi Bandung). Habibie hanya satu tahun saja menuntut ilmu di ITB, kemudian melanjutkan pendidikannya di Jerman selama 10 tahun. Beliau mendapat gelar Diploma dari Technische Hochschule Jerman pada tahun 1960 dan selanjutnya mendapatkan gelar Doktor dari tempat yang sama tahun 1965.
BJ Habibie terkenal dengan kejeniusannya. Beliau menemukan sebuah rumus yang bisa menghitung keretakan atau crack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang sehingga ia dijuluki sebagai “Mr. Crack.” Kemudian pada tahun 1967, beliau memperoleh gelar Profesor kehormatan (Guru Besar) dari Institut Teknologi Bandung serta mendapatkan penghargaan Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana. Beliau juga mendapat pengakuan dari lembaga-lembaga internasional seperti Gesellschaft Luft und Raumfahrt (lembaga penerbangan di Jerman), The Royal Aeronautical Society London Inggris, The Academie Nationale de l’Air et de l’Espace Prancis, The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences Swedia, dan The US Academy of Engineering Amerika Serikat.
Karir Habibie di Indonesia dimulai pada masa pemerintahan presiden Soeharto. Ia diminta kembali dari Jerman untuk menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Pada tahun 1995, Habibie berhasil memimpin pembuatan pesawat N250 Gatotkaca yang merupakan pesawat buatan Indonesia yang pertama. Pesawat tersebut adalah salah satu karya BJ Habibie yang terkenal. Saat masih menjabat sebagai menteri, ia diangkat menjadi wakil presiden yang mendampingi Soeharto pada tahun 1998. Jabatan beliau sebagai wakil presiden hanya beberapa bulan saja, karena gejolak politik hebat saat itu, Soeharto pun lengser dan menyerahkan jabatan presiden saat itu kepada Habibie. Ia kemudian disumpah dan secara resmi menjadi presiden ke-3 RI. Pada tahun 1999 BJ Habibie dipaksa lengser dari jabatannya karena kebijakannya melepas Provinsi Timor Timur.
Selain terkenal karena kejeniusannya, Habibie juga dikenal dengan kisah cintanya dengan istrinya. Beliau menikah dengan Ainun tahun 1962 dan dikaruniai dua orang anak. Pada 22 Mei 2010, Ainun meninggal dunia karena kanker ovarium dan BJ Habibie baru mengetahui penyakit yang diderita istrinya tiga hari sebelum kepergian Ainun. Sebagai wujud cinta yang mendalam kepada mendiang istrinya, BJ Habibie menulis buku yang berjudul Habibie & Ainun setebal 323 halaman. Kemudian buku tersebut diangkat ke layar lebar dengan judul film yang sama dengan judul buku. Pada 11 september 2019 BJ Habibie wafat karena gagal jantung. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta di samping makam istrinya. Kepergiannya membuat masyarakat Indonesia kehilangan salah satu sosok yang luar biasa.
Penulis: I Gede Wahyu Pratama
Referensi
BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE. (2006). Dipetik April 1, 2022, dari https://kepustakaanpresiden.perpusnas.go.id/biography/?box=detail&presiden_id=4&presiden=habibie
Ahmad. (2021). Biografi BJ Habibie, Bapak Teknologi Indonesia yang Visione. Dipetik April 31, 2022, dari https://www.gramedia.com/literasi/biografi-bj-habibie/
Nurdyansa. (2021, January 23). Biografi BJ Habibie, Ini Dia Kisah Inspiratif dari Bapak Teknologi Indonesia. Dipetik April 1, 2022, dari https://www.biografiku.com/biografi-bj-habibie/